Aug 5, 2007

IBU...TERPAKSA ANAKANDA JADI TERORIS !!!










Memang sedih menyaksikan anak-anak di negeri yang terjajah atau negeri yang selalu mendapat ancaman serangan dari para musuh ( anak-anak Palestina, lebanon, irak dan negeri-negeri muslim lainnya), ketika anak seumuran mereka sadang asyik bermain di pekarangan rumah mereka ditemani orang tuanya, tapi.....mereka justru harus bermain-main dengan senjata, mereka terpaksa angkat senjata, mereka harus sedini itu mendapat gelar "teroris". Mereka harus mengusir penjajah negerinya.

Di umur mereka yang masih dini, telah bercokol jiwa untuk membunuh (membunuh para perampas tanah mereka), seharusnya mereka sedang berada di sekolah belajar biar pandai, tapi keadaan negerinya yang terjajah memaksa mereka angkat senjata. Mereka "dewasa" sebelum waktunya, mereka "besar" sebelum waktunya, mereka kehilangan masa "kanak-kanak"nya.

Ketika anak-anak seusianya masih sempat bernyanyi ditemani papa mamanya dan saudara-saudaranya, justru mereka sedang berniat meledakkan dirinya di tengah pasukan musuh yang telah menembak mati ibunya ketika pulang dari pasar membeli sayur, yang telah menembak bapaknya ketika pulang mencari nafkah...., sekali lagi mereka dewasa sebelum waktunya.

Anak-anak itu harus merelakan masa kanak-kanaknya terampas oleh keadaan negerinya yang memaksanya harus berjuang di depan tank-tank musuh, kematian kayaknya tidak membuat mereka gentar, daripada harus jadi pecundang...lebih baik menjadi mujahid, daripada kehormatan terus tercabik-cabik mending jadi pembunuh, tidak ada salahnya membunuh demi mengambil hak kita, tidak ada salahnya meledakkan diri untuk membunuh musuh demi menggetarkan semangat perjuangan, tidaklah mengecewakan kalau dirinya tidak bisa menjadi sarjana asalkan berhasil membunuh para penjajah, ibunya akan bangga bila dirinya berhasil meledakkan diri di kerumunan tentara musuh...., aaahhh kata siapa tidak boleh jadi teroris untuk melawan dan memepertahankan diri, takut amat diberi gelar "teroris" oleh mulut-mulut musuh.

Kenapa harus jadi sarjana pecundang yang takut tidak punya nyali, kenapa harus masuk universitas kalau tidak punya hati nurani melihat bangsa terjajah, mama....ibu....aku tunggu ibu di dalam surga...biarlah diriku meledak demi kemerdekaan negeri kita. Relakan anakmu ibu menghancurkan musuh kita, relakan aku dicap "teroris" oleh musuh-musuh kita.

Negeri kita Indonesia telah merdeka, 17 agustus 1945 telah menjadi saksi kemerdekaan negeri kita.....tapi akankan kemerdekaan itu menjadikan anak-anak negeri kita sadar...., kenapa narkoba justru merebak tak terkendali di negeri yang katanya merdeka?? kenapa seks bebas melanda anak muda kita padahal kita sudah merdeka?? ...kayaknya jiwa kita masih "terjajah"...betul... jiwa kita justru "terjajah" sekarang oleh "dunia".

Anak-anak kita belum merdeka dari penjajahan "keinginan" dan "kenikmatan dunia yang semu", bangsa atau negeri bisa saja sudah merdeka dari penjajahah militer..., tapi peradaban "kapitalis dan sekularisme" tidak pernah berhenti menjajah pemikiran anak-anak negeri kita Indonesia.

Salutku buat anak-anak Palestina!!!.....aku jadi malu sendiri sama kalian, aku masih pengecut, bunyi senjata saja membuatku bergetar. Kalian lebih dewasa dariku, kalian lebih punya nyali dariku ini. Bravo buat kalian....janji Allah tidak akan sia-sia...jiwa kalian tidak mati...walaupun kalian telah mendahului kami. Tetaplah berjuang memerdekakan negeri Masjidil-aqsha, kiblat pertama Ummat Islam.

Dipetik terus dari: http://www.kakaknyamuthia.blogspot.com/

No comments: